Kamis, 10 Oktober 2013

Kisah Cinta Sedih Romantis

''Selamat ulang tahun sayang...!''
Ujar seorang pria pada pacarnya sambil memberikan kado berupa kotak cincin yang terbuat dari kertas berwarna PINK yang di hiasi dengan pita warna MERAH serta sebuah amplop surat yang menebarkan wangi parfum ke sukaan si cewek.
Setelah pacarnya pulang...
Dengan hati berbunga-bunga, si cewek
buru-buru lari kedalam kamarnya dan membuka kotak cincin itu.
Tapi tak lama kemudian hatinya kecewa. Berharap itu adalah sebuah cincin emas...
Ternyata yang di dapatkannya hanyalah sebuah
cincin berbahan almunium yang berukiran gambar
sebuah hati.
Dengan wajah lesu, si cewek kembali menutup kotak
cincin itu dan melemparkannya kebawah kasur
berserta amplop berisikan surat tanpa membacanya
terlebih dahulu.
ke esokan harinya..
Si cewek kembali mendapatkan sebuah kado ulang
tahun. Tapi kali ini dari teman pria nya berupa henpon BLEKBERI yang sudah lama di idam-idamkannya .
Sejak saat itu, si cewek mulai dekat dengan teman prianya yang telah memberikan hadiah henpon di hari ulang tahunnya yang ke 17 tahun. Dan lama-kelamaan, akhirnya terjalinlah sebuah hubungan erat layaknya orang berpacaran. Tentu saja setelah si cewek putus dengan pacar lamanya.

Satu bulan kemudian.
Hubungan mereka semakin lengket seperti susah untuk di pisahkan dengan orang yang tadinya hanyalah sebatas teman pria nya saja. Bahkan si cewek rela memberikan apa yang dia miliki demi menunjukkan besarnya cintanya pada pacar barunya.
Hingga suatu hari...
Terjadilah pertengkaran antara kedua pasangan
kekasih ini karna sebuah hal kecil. Perlakuan pacar
barunya berubah drastis. Tadinya sikap si cowok yang lembut, romantis dan penuh kasih sayang. Kini telah berubah dengan sikap aslinya yang kasar, arogan dan suka main tangan. Tak jarang sebuah tamparan sering kali mendarat di pipi si cewek di saat mereka sedang bertengkar. Hingga akhirnya si cowok pun meninggalkannya dengan cewek lain.
Tak di sangka...
Kini si cewek hanya bisa menangis di dalam kamarnya. Alangkah menyesalnya dia setelah memberikan apa yang di milikinya pada cowok yang telah menghianaticint anya. Di saat sedang menangis, si cewek tak sengaja melihat sebuahkotak cincin dan sebuah amplop di bawah tempat tidurnya. Dia teringatkembali dengan mantan pacarnya yang dulu pernah ia tinggalkan karna pria lain. Di saat itulah ia penasaran dengan isi surat yang ada di dalam amplop itu.
'' For my love
Sebelumnya aku ucapkan selamat ulang tahun yang ke 17 untukmu cinta. Semoga kamu di berkahi rezeki dan kemudahan oleh yang maha kuasa dan semakin dewasa dalam semua sikap.
Maaf ya sayang.
Aku cuman bisa memberimu hadiahcincin seperti ini. Tapi suatu saat aku akan berjanji memberikanmu cincin emas sebagai tanda kemurnian cinta kita berdua dalam ikatan yanglebih resmi nanti.
Doakan aku ya sayang,, agar aku diterima kerja.. nanti gaji pertamaku, akan aku belikan cincin emas buatmu agar aku bisa meminangmu.
I Love You...!!!''
Hatinya pun berguncang setelah membaca isi surat itu. Si cewek langsung menangis setelah menyadari bahwa cowok yang pernah dia hianati ternyata sangat tulus mencintainya.
Detik itu juga si cewek langsung menelpon mantan
pacarnya itu untuk meminta maaf karna telah
menghianati cintanya. Tapi setelah tersambung dan
telpon pun di jawab, si cewek langsung pingsan.
Ternyata yang menjawab adalah ibu si cowok yang
mengabarkan anaknya sudah meninggal dunia akibat kecelakaan waktu dia berangkat kerja.
Penyesalan selalu datang belakangan. Tapi inti dari
cerita di atas dapat kita rasakan. Bahwa... Ketulusan
sebuah Cinta tidak dapat di nilai dari harta benda. Tapi nilailah cinta seseorang dari hati dan keiklasan.
Insyaallah cinta yang tulus akan dapat kamu raih.

Source: http://sdftyujklvbn.blogspot.com/2013/05/kisah-cinta-sedih-romantis.html#ixzz2WIYBqWFd
© 2012-2013 http://sdftyujklvbn.blogspot.com | Terimakasih untuk tetap mencantumkan sumbernya smile

CERITAREMAJA








Tak Bisakah Dia Romantis
Gerimis malam itu masih saja belum reda. Yunita tetap saja menanti berhentinya kereta api di stasiun Gambir, menunggu kepulangan Ulul yang selalu dia nantikan suara lembutnya. Dia sangat rindu pada temannya dan rindu itu dirasa amat menyekam setelah hampir satu tahun ini mereka terpisah pada jarak. Ulul berkuliah di yogyakarta sedangkan Yunita sendiri meneruskan kuliahnya di Jakarta.
Kereta api sudah berhenti dan penumpang berhuyung-huyung turun. Matanya sibuk mencari Ulul diantara kerumunan orang berlalu-lalang. Namun sayang tak dia dapati Ulul di sana. Janjinya untuk datang menemui Yunita dirasa hanya janji belaka. Kesetiaannya menunggunya di stasiun selama dua jam berlalu begitu saja. Amat dingin diarasa udara malam itu, tapi hati dialah yang lebih merasakan dingin. Mimpinya yang saat itu akan dia rasakan pelukan hangat Ulul serasa melayang jauh bersama sepinya stasiun.
        Yunita masih saja berdiri termangu. Matanya sudah basah akan air mata, menahan gejola hati yang kian membara.
        “Hai…lama ya nunggu aku” ucap seseorang lembut.
Yunita berbalik arah. Matanya melotot terkejut melihat Ulul telah berdiri di depannya seraya menunjukkan senyum manisnya. Yunita hanya tersenyum haru dan semenit kemudian dia segera merangkul Ulul, melepaskan kerindukannya pada Ulul selama ini.
        “Kamu membuatku hampir menangis Lul” ucap Yunita di sela isakan tangisnya.
        “Bukan hampir tapi emang sudah kan?” canda Ulul. Yunita memukul kecil dada Ulul. Merasa haru sekaligus bahagia. Abim hanya tertawa kecil dan mendekapku erat.
        “kita pulang yuk..” ajak Ulul.
Yunita termangu sesaat. Kecupan lembut yang begitu dia rindukan tak dia dapati saat itu. Sikap Ulul yang selau kaku tetap dia dapati meski telah satu tahun mereka  terpisah pada jarak. Ulul bukanlah tipe cowok romantis. Ulul adalah cowok tegas dan bijaksana yang tak pernah memberinya belaian lembut kecuali dengan canda dan leluconnya. Namun begitu Yunita selalu sayang dan cinta dia. Dia sendiri yakin bahwa Ulul juga mencintainya. Buktinya selama lebih tiga tahun mereka pacaran tak sekalipun Ulul menyakiti Yunita. Ulul selau membuatnya tertawa diantara nada-nada humornya. Selama mereka pacaran cuma sekali Ulul mencium Yunita ketika ia ulang tahun dan itupun juga di kening.
        “Heh..kok ngelamun sih, pulang yuk.” Kata Ulul mengagetkan Yunita. Yunita mengangguk pelan dan membiarkan Ulul menggandeng tangan Yunita. Ada yang janggal saat itu dirasakannya. Ya.. Ulul mau menggandengnya.          Satu jam telah berlalu sia-sia. Ulul tak kunjung datang malam itu sesuai janjinya untuk menemui Yunita di taman. Yunita hanya sabar menunggu meski setiap menit malam itu dia rasakan penuh dengan rasa iri ketika melihat pasangan yang lain tengah memadu kasih. Romantis sekali. Dia jadi teringat akan kata-kata Ikfi tadi siang yang membuat perasaannya bimbang.
        “menurut ku pacaran tanpa belaian dan ciuman itu ibarat makan tanpa lauk, kurang lengkap.” Ceplos Ikfi mengomentari Yunita ketika ia menceritakan tentang sikap Ulul selama mereka pacaran. Mendengar komentar Ikfi, Yunita hanya tertunduk.
        “Coba kamu pikir selama kamu pacaran apa yang sudah Ulul kasih ke kamu. Cuma kasih sayang? Itu kurang non, apa kamu cukup puas dengan ngerasain kasih sayang itu dan apa kamu sudah pernah dapat wujud dari kasih sayang itu?”
        “maksud mu?”tanyaku tak mengerti.
        “misalnya kalau dia apel dia ngasih setangkai mawar buat kamu atau setidaknya dia mencium kening mu sebagai ungkapan dia sayang dan cinta sama kamu”
        “Ulul memang tidak pernah melakukannya Fi…” kata Yunita datar.
        “Lha terus kenapa kamu betah. Cowok nggak romantis gitu kenapa masih kamu pertahankan. Bisa makan ati tahu nggak! Boro-boro kamu dibelai, dipegang saja tidak. Menurut ku cowok seperti itu tidak bisa menghargai arti cinta. kamu benda hidup Yun, yang kadang juga ingin disentuh, tapi sayangnya kamu bego jika harus rela menyerahkan hati mu pada dia.” ucap Ikfi panjang lebar yang selalu mengiang-ngiang di telingaku.
“Apa benar kata Ikfi? Entahlah aku sendiri tak mengerti. Kadang aku sendiri sempat berfikir apa benar Ulul mencintaiku, karena selama ini Ulul tak sekalipun membelaiku ketika dia apel. Hatiku benar-benar sakit mengingat itu semua. Ulul bukanlah tipe cowok romantis yang selau kuimpikan, Ulul yang selau bersikap biasa bila bersamaku dan anehnya semua itu kujalani begitu saja selama tiga tahun lebih, bukan waktu yang singkat memang, karena itu aku selalu berusaha menepis jauh-jauh kegundahanku soal cowok romantis.”
Tapi tidak dengan malam itu. Ketidaksabaran Yunita menunggu Ulul yang molor datang membuat dia semakin yakin kalau Ulul tidak menyayanginya ataupun mencintainya. Hubungan itu hanya sebagai hubungan berstatus pacaran tapi tanpa cinta. Meskipun tiga tahun yang lalu Ulul resmi mengikrarkan cintanya pada Yunita.
        “Kamu lama ya menugguku? Maaf mobilku mogok tadi” kata Ulul menghentikan niat Yunita yang ingin meniggalkan taman saat itu juga.        
        “Tidak ada alasan lain?” Tanya Yunita sinis. Ulul menatap dia dengan janggal.
        “Kamu marah Ta?”, tanya Ulul datar.
Yunita hanya acuh tak acuh. Yunita ingin tahu bagaimana reaksi Ulul jika melihat dia marah. Yunita ingin Ulul mengerti apa yang dia iginkan, menjadi cowok romantis itulah mimpinya. Tidak seperti saat itu. Yunita dan Ulul duduk dalam jarak setengah meter. Tidak dekat dan mesra-mesraan seperti pasangan lain malam itu.
        “Ta maafin aku, tapi mobilku emang tadi mogok.”
        “Kamu kan bisa telepon atau sms aku Lul, bukan dengan cara membiarkanku menuggumu kayak gini.”
        “Aku lupa bawa Hp Ta.”, ucapnya pelan. Aku tetap tak mengindahkannya.
        “Kamu tahu tidak Lul, malam ini aku semakin yakin kalau kamu memang tidak pernah serius mencintaiku” papar Yunita tersendat.
        “Ta kenapa kamu bicara seperti itu. Apa kamu kira selama tiga tahun lebih kita pacaran aku hanya iseng saja. Aku pikir kamu bisa paham tentang aku, tapi nyatanya…”
        “Ya aku memang tidak paham tentang kamu. Kamu yang kaku dan beku bila di sampingku yang tidak pernah membelaiku dan mengucapkan kalimat-kalimat indah di telingaku. Kamu yang cuma sekali mencium dan berkata aku cinta kamu. Kamu yang tidak memberiku perhatian-perhatian romantis selama ini. Kamu..kamu Lul membuatku muak dengan semua ini”, kata Yunita dengan nada tersendat.
Mata Yunita telah tergenang air hangat dan dia sunguh tidak sanggup lagi membendungnya.
        “Jadi kamu pikir cinta cuma bisa diungkapkan dengan keromantisan Ta, kamu kira apa hubunga kita terjalin tanpa rasa apa-apa dariku?”, tanya Ulul.
Yunita masih terdiam bisu dalam tangisnya.
        “Ta..selama ini aku mengira kamu sudah mengerti banyak tentang aku, tapi ternyata aku salah. Kamu bukan Yunitaku yang dulu..”
        “Kamu memang salah menilai aku dan akupun juga salah menilai kamu. Menilai tentang hatimu dan tentang cintamu selama ini”
        “Perlu kamu tahu Ta aku sangat mencintaimu dan sayangnya rasa cintaku ini harus kamu tuntut dengan keromantisan”
        “Aku tidak bermaksud menuntut Lul, aku cuma ingin hubungan kita indah seperti orang lain”
        “Wujud dari keindahan itu bukan terletak pada keromantisan Ta tapi terletak pada cinta itu sendiri. Aku tidak pernah membelai dan menciummu karena aku menghormati cinta kita. Aku tidak ingin hubungan kita menjadi ternoda dengan hal-hal yang dimulai dari belaian ataupun ciuman. Aku sayang kamu dan dengan itulah aku bisa buktikan seberapa dalam aku mencintaimu”
Dada Yunita berdesir seketika. Segera dia tatap mata teduh Ulul. Disana ia dapati keteduhan cinta dan kasihnya.
        “Ta…jika kamu anggap cinta cuma bisa dinyatakan dengan sentuhan-sentuhan keromantisan itu salah. Cinta bukan cuma itu saja. Yang terpenting adalah bagaimana kita bisa menjaga hubungan suci itu tetap suci sampai kita benar-benar terikat pada hubungan yang halal. Selama ini aku kira kamu bisa mengrti itu semua. Tapi aku salah dan untuk itu aku minta maaf jika aku tidak bisa menjadi seperti apa yang kamu mau”
        “Lul aku cuma..”, ucap Yunita tak terteruskan.
Ada rasa sesak yang keluar begitu saja di hatinya. Yunita telah melukai Ulul dan itu bisa ia lihat dari kalimat datarnya.
        “Kamu tidak salah Ta dalam hal ini. Dan sepautnya aku melepaskanmu malam ini, membiarkanmu mencari cowok romantis seperti harapanmu. Jangan kamu kira aku tidak pernah mencintaimu, karena itu membuatku terluka. Jujur selama hidaupku aku tidak pernah memikirkan gadis lain selain dirimu”
Bersaman kalimat itu Ulul berlalu meninggalkannya. Entah…kenapa bibir Yunita tak mampu mencegah langkah Ulul. Semua ia rasa bagai mimpi. Hanya dengan satu kesalahan ia buat semua berakhir dalam sekejap. Air matanyapun sudah mengalir deras. Seharusnya ia bangga memiliki Ulul yang tidak pernah neko-neko. Seharusnya aku tidak mendengarkan pendapat-pendapat Ikfi tentang cowok romantis. Seharusnya aku tidak membuat Ulul terluka saat itu.         Kereta api di stasiun Balapan sudah berangkat dua menit setelah ia tiba di sana. Yunita berlari kesana-kemari memanggil-manggil nama Ulul dari jendela satu ke jendela lain. Namun usahanya itu tanpa hasil. Kereta api dengan perlahan telah membawa Ululnya dan juga cintanya pergi jauh. Yunita berdiri terpaku melihat kereta api yang kian menjauh. Sesalnya menumpuk. Yunita datang terlambat hingga tidak sempat mengatakan maafnya pada Ulul.
        Kini Yunita mulai sadar bahwa tidak ada yang lebih bisa membahagiakannya kecuali dengan kehadiran Ulul. Bagaimanapun dia, romantis ataupun tidak dialah orang yang benar-benar ia cintai. Kenangan-kengan indah bersamanya walau tanpa kemesraan saat itu membelainya dengan rasa yang teramat. Asanya telah pergi dan itu cuma bisa ia lakukan dengan menangis terpaku di tempatnya berdiri. Hidupnya tiada arti tanpa Ulul, dengan mencintainya apa adanya itu sudah lebih dari cukup. Tidak ada lagi tuntutan untuk dia berubah menjadi Ulul yang romantis. Rasa sesal telah membuatnya menyimpan permintaan maaf untuk Ulul.
        Sampai dadanya tersentak merasakan tangan seseorang meraih bahunya Yunita. Ia menatap tajam wajah itu. Mata teduh yang selalu membuatnya merasa damai jika didekat Ulul. Kelebutan jiwanya senantiasa menyuguhkan warna indah dalam memori dan sungguh tidak ada yang lebih romantis selain Ulul….